Senin, 15 September 2014

STRATEGI INOVASI PRODUK DAN KINERJA PERUSAHAAN TEKNOLOGI BARU DI CHINA

STRATEGI INOVASI PRODUK DAN KINERJA PERUSAHAAN TEKNOLOGI BARU DI CHINA
Haiyang Li
Dengan menyelidiki pengaruh strategi inovasi produk terhadap kinerja perusahaan teknologi baru di China, kami menemukan link inovasi-kinerja tersebut bergantung pada faktor lingkungan, termasuk turbulensi lingkungan dan dukungan kelembagaan, dan strategi berbasis hubungan dari perusahaan tersebut, seperti aliansi strategic untuk pengembangan produk dan jaringan politik. Hasil penelitian kami menunjukkan perlunya mempertimbangkan secara simultan lingkungan dan strategi berbasis hubungan pada strategi inovasi produk di kalangan perusahaan teknologi baru
Para sarjana berpendapat bahwa inovasi produk merupakan strategi penting untuk perusahaan teknologi baru, yang didefinisikan di sini sebagai perusahaan berbasis teknologi yang berusia delapan tahun atau kurang (Booker, 1989; Bisenharrlt & Schoonhoven, 1990; McCann, 1991). Selain daya tariknya, penemuan empiris tentang dampak strategi inovasi produk terhadap kinerja perusahaan teknologi baru menjadi tak meyakinkan. Beberapa studi membuktikan bahwa inovasi produk mungkin memiliki hubungan negatif dengan kinerja perusahaan teknologi baru (Chandler & Hanks, 1994). Bahkan, dalam review literatur relevan, Capoui, Farley, dan Hoenig (1990) menemukan hasil studi sebelumnya telah tercampur, dengan lebih dari dua pertiga dari studi menemukan hubungan positif antara inovasi produk strategi dan kinerja perusahaan, dan sisanya menemukan kembali hubungan negative. Penjelasannya bahwa kebanyakan studi tidak memeriksa faktor-faktor yang memoderasi kekuatan hubungan antara strategi inovasi produk dan kinerja perusahaan. Mengingat pentingnya faktor kontinjensi dalam penelitian strategi [Gillsberg & Venkataraman, 1985), kurangnya studi yang menyelidiki moderasi hubungan antara strategi inovasi produk dan kinerja teknologi perusahaan baru diangap sebagai gap penelitian penting.
Dalam penelitian ini, kami meneliti hasil strategi inovasi produk perusahaan teknologi baru dalam dua cara. Pertama, inovasi produk merupakan aktivitas berisiko tinggi dan memakan sumber daya. Sebagai perusahaan baru didirikan, perusahaan teknologi baru cenderung memiliki manajerial dan sumber daya keuangan yang sangat terbatas (Eisenhardt & Schoonhovon. 1990), dan mereka mungkin sangat rentan dalam mengejar strategi ini. Jadi, bagaimana faktor lingkungan strategi berbasis hubungan memoderasi strategi inovasi produk-hubungan kinerja menjad issue yang pentng. Dengan menggunakan teori ketrgantungan sumber daya (Pfeffbr & Salaiicik, 1978). Kami terlebih dahulu engembangkan dan menguji hipotesis pada efek yang memoderasi tersebut. Yang kedua, kami menyeldiki hhipotesis ini dengan sample perusahaan teknologi baru dari china. Penelitan ini mengebangkan bahwa ekonomi transisional seperti di China emiliki sumber daya, manajemen dan tantanan lain yang besar bagi perusahaan semacam itu (Nee, 1992; Peng & Heath, 1996; Xin & Pearce, 1996). Jadi, China menyediakan setting yang sangat menarik untuk menyelidiki peran strategi inovasi produk dalam lingkugan kienrja perusahaan teknologi baru. Pendalaman ini sunghguh pentinh sejalan manajer memahami kondisi dan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas strategi inovasi produk.
KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS
Brown dan Eisenhardt [1095) mengidentifikasi dua arus penelitian utama pada inovasi. Arus yang pertama membahas isu-isu yang berkaitan dengan difusi inovasi di negara, industri, dan organisasi (misalnya, O'Neill, Pouder, & Buchholtz, 1998). Dalam aliran ini, inovasi didefinisikan sebagai praktek teknologi, strategi, atau manajemen yang perusahaan gunakan untuk pertama kalinya, apakah ada organisasi lain atau tidak ynag telah mengadopsinya, atau sebagai restrukturisasi signifikan terhadap proses ( Nord & Tucker, 1087: 6). Aliran kedua mempelajari pengaruh struktur organizational, proses, dan orang-orang dalam pengembangan dan pemasaran produk baru (misalnya, Zirger & Maidique, 1990). Dalam arus penelitian ini, inovasi mengacu pada produk baru yang organisasi telah buat, yang merupakan komersialisasi penemuan, di mana penemuan adalah tindakan wawasan (Myers & Marquis, 1969). Produk baru dapat mengambil bentuk yang berbeda, seperti upgrade, modifikasi, dan ekstensi produk yang sudah ada, produk itu mungkin baru ke perusahaan, pasar, atau dunia
Arus penelitian yang kedua dapat dibagi menjadi dua kategori berdasarkan tingkat analisis yang diadopsi oleh para peneliti. Kategori pertama, yang lebih populer, berfokus pada tingkat proyek dan memeriksa semua aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain, memproduksi, dan mengirimkan produk baru ke pasar (misalnya, Myers & Marquis, 1969; Zirger & Maidique, 1990), Kategori kedua berfokus pada perusahaan atau unit bisnis strategis (SBU) sebagai unit analisis dan memeriksa inovasi produk sebagai dimensi dari postur strategis kewirausahaan perusahaan (Covin & Slevin, 1989; Miller, 1987 Zahra & Gavin, 1993]. Tujuan strategi inovasi produk ialah pada poembelanjaan R&D (Boulding & Staelin, 19c5; Miller, 1987) dan jumlah insinyur, ilmuwan, dan tenaga teknis lain yang digunakan (McCann, 1991), pembutian subyektif meliputi evaluasi tingkatan penekanan perusahaan dalam hal alokasi sumber daya pad pengembagan produk baru, variaetas jajaran lini produk baru, dan frekuensi atau kecepatan dalam memperkenalkan produk itu ke pasar (Covin & Slevin, 1989; Miller, 1987 ;. Zahra & Covin 1993),
Konsisten dengan lini penelitian yang keddua ini, kami mendefinisikan strategi inovasi produk sebagai refleksi dari komitmen perusahaan untuk mengembangkan dan memasarlkan produk-produk yang baru untuk perusahaan dan / atau pasar. Jadi, sekarang perusahaan teknologi China telah mengalokasikan sumber daya yang besar untuk R & D, dengan mengembangkan berbagai produk baru untuk perusahaan, yang dengan cepat meniru produk luar negeri dijual di China, dan membuat perubahan signifikan dalam produk yang ada untuk meningkatkan manfaat dan berbagai pilihan pasar yang semua menujukkan adanya komitmen untuk strategi inovasi produk.
Sebagian besar penelitian perusahaan baru berfokus pada inovasi produk sebagai postur strategis (misalnya, Boeker, 1989; Chandler & Hanks, 1994; McCann, 1991). Namun, seperti disebutkan sebelumnya, sebelum hasil empiris pada hubungan anatara strategi inovasi produk dan kinerja perusahaan tidak dapat disimpulkan, kami mengusulkan pendekatan kontingensi pada studi ini. Pandangan kontingensi memiliki tradisi panjang dalam penelitian strategi organisasi (misalnya, Burns & Stalker, 1961; Lawrence & Lorsch, 1967) dan juga muncul dalam penelitian inovasi produk terbaru (Boulding & Staelin, 1995; Covin & Slevin, 1989 ).
Kerangka konseptual kami didukung oleh teori ketergantungan sumber daya, yang menekankan usaha lingkungan dan kekuatan eksternal lainnya pada bagaimana perusahaan mengatur agar daspat bersaing di pasar (Pfeffer & Salancik, 1978). Kerangka ini menawarkan penjelasan tidak hanya mengapa perusahaan mengadopsi strategi inovasi produk, tetapi juga mengapa strategi pada kinerja dapat bergantung pada lingkungan dan strategi perusahaan lainnya. terdapat dua prinsip luas yang sangat relevan dengan penelitian kami (ef. Greening & Gray, 1994). Pertama adalah prinsip bahwa perusahaan mencoba untuk mengelola ketidakpastian dan mengurangi efek kekuatan eksternal dalam rangka untuk meningkatkan kinerja mereka. Kedua bahwa perusahaan dibatasi oleh dan tergantung pada organisasi lain yang mengontrol sumber daya penting mereka. Akibatnya, manajer perlu membuat pilihan-pilihan strategis tentang hubungan antar organisasi dan hubunganeksternal lainnnya dalam upaya "mengubah sistem menghadapi kendala dan dependensi organisasi" (Pfeffer & Salancik, 1978: 267), berdasar pada dua prinsip itu, kami berpendapat bahwa efektivitas atau ketidakefektifan strategi inovasi produk perusahaan teknologi baru di China tergantung pada kondisi lingkungan yang dirasakan dan hubungan berbasis strategi yang mereka adopsi. Kami menyajikan argumen yang berkaitan dengan masing-masing faktor kontingensi pada gilirannya.
Peran moderasi ( Faktor lingkungan)
Prinsip pertama dari teori ketergantungan sumber daya menunjukkan bahwa manajer menafsirkan tuntutan dan dependensi dalam lingkungan mereka sebelum membuat pilihan strategis dan penyesuaian kelembaggaan strategi organisasi (Hrebeniak & Joyce, 1985; Pfeffer & Salancik, 1978). Dalam hal ini, kami berpendapat bahwa effectivevitas strategi inovasi produk perusahaan teknologi baru di China tergantung pada persepsi manajerial kekhasan lingkungan ekonomi transisi. Perusahaan teknologi baru di China menghadapi situasi lingkugan lebih kompleks daripada rekan-rekan mereka dalam ekonomi pasar. Relatif terbelakangnya Pemerintah, lembaga-lembaga hukum, dan keuangan di China menyebabkan turbulensi lingkungan serta persaingan yang disfungsional (Nee, 1992; Peng & Heath, 1996; Xin & Pearco, Th96). Kami yakin efektifitas penggunaan strategi inovasi produk perusahaan teknologi China mungkin tidak bergantung pada bagaimana mereka mengelola turbulensi lingkungan dan persaingan disfungsional tetapi juga pada tingkat dukungan yang mereka terima dari lembaga-lembaga pemerintah untuk meringankan masalah sumber daya dan manajerial mereka.
Kompetisi disfungsional mengacu pada sejauh mana perilaku kompetitif perusahaan di pasar bersifat oportunistik, tidak adil, atau bahkan melanggar hukum. Berdasarkan kerangka hukum yang memadai yang mendefinisikan dan melindungi hak-hak kepemilikan dalam ekonomi transisi, perusahaan sering terlibat dalam perilaku oportunistik dan melanggar hukum (Nec, 1992; Pong & Heath, 1996), dengan dukungan diam-diam dari pemerintah lokal dalam beberapa kasus (Tsang, 1996). Sebagai contoh, ditemukan banyak pelanggaran paten dan hak cipta, pelanggaran kontrak perjanjian, dan praktek kompetitif tak adil telah tersebar luas di China (Quo, 1997]. Hak kekayaan intelektual dari perusahaan teknologi baru dihasilkan dari inovasi produk baru mungkin sangat berisiko dan kurang menguntungkan. Dengan demikian, dalam suatu lingkungan kompetitif yang disfungsional, ketergantugnan perusahaan teknologi baru sungguh penting demi kelangsungan hidup mereka.
Dukungan kelembagaan mencerminkan sejauh mana lembaga-lembaga administratif (seperti departemen pemerintah) memberikan dukungan bagi perusahaan dalam rangka mengurangi efek merugikan dari lemahnya infrastruktur institusional yang tidak memadai dalam proses transisi (XIn & Pource, 1996). Dalam transissi ekonomi, lembaga redistributive berinteraksi dengan kekuatan pasar dalam cara melemahkan pasar (Nec, 1992). Jadi, meskipun perusahaan teknologi baru dalam ekonomi pasar dapat menerima dukungan dari lembaga-lembaga pemerintah, dukungan tersebut sangat signifikan bagi mereka dalam ekonomi transisi, mengingat tertinggalnya " faktor pasar " mereka (Peng & Heath. 1996). Karena inovasi produk merupakan strategi memakan sumber daya, dukungan semacam itu sudah seharusnya menurunkan risiko dan kendala sumber daya bagi perusahaan teknologi baru di China yang ingin mengejar strategi tersebut (Guo, 1997; Tsang, 1996).
Turbulensi lingkungan mengacu pada tingkat perubahan dan ketidakpastian lingkungan pasar. Perusahaan teknologi baru cenderung mengadopsi strategi inovasi produk dalam lingkungan yang bergejolak karena lingkungan semacam itu memicu pembelajaran rutinintas baru dan menawarkan kesempatan baru untuk mengambil keuntungan dari kebutuhan pasar berkembang (Miller, 1987). Untuk alasan inilah, dilakukan penelitian strategi inovasi produk untuk mengarah pada kinerja yang lebih tinggi di lingkungan volatile. Misalnya, Covin dan Sevin 1989) menemukan bahwa, kebalikan engan perusahan kecil dalan lingkugan sy nag stabil, perusahan itu dalam lingkuan yang bermusuhan an trentan yang ingin medanpatkan kinerja tinggi dari inovasi produk. Diskusi ini menunjukkan hipotesis berukut :
Hipotesis la. Hubungan antara penggunaan strategi inovasi produk dan kinerja perusahaan teknologi baru di Cina dimoderasi oleh persaingan negatif disfungsional yang dirasakan.
Hipotesis 1b. Hubungan antara penggunaan strategi inovasi produk dan kinerja perusahaan teknologi baru di Cina dimoderasi positif oleh dukungan kelembagaan.
Hipotesis 1c. Hubungan antara penggunaan strategi inovasi produk dan kinerja perusahaan teknologi baru di Cina dimoderasi oleh turbulensi lingkungan positif.
Peran moderasi Strategi Berbasis Hubungan
Menurut teori ketergantungan sumber daya, strategi antar-organisasi diupayakan untuk mengurangi dampak negatif kekuatan eksternal sehingga dapat meningkatkan efektivitas strategi organisasi (Hrebeniak & Joyce, 1985; Pfeffer & Salancik, 1978). Secara konsisten, penelitian inu menunjukkan bahwa aliansi strategis dan jaringan dengan orang-orang dengan pengaruh politik adalah strategi extraorganizational yang penting bagi perusahaan untuk mengamankan sumber daya dan pengaruh (Peng & Heath, 1996). Bukti yang bersifat anekdot menunjukkan bahwa perusahaan teknologi baru dalam ekonomi transisi cenderung mengembangkan aliansi strategis dengan perusahaan lain dan berhubungan dengan pemerintah dan pejabat administrasi dalam rangka untuk meringankan sumber ketidakmampuan mereka (Beijing Zone Of-fice Eksperimental, 1995; Nee, 1992; Tsang, 1996; Zhao & Aram, 1995). Memang, hubungan berbasis kemampuan manajemen dianggap; potensial untuk infrastruktur kelembagaan dalam ekonomi transisi (Xin & Pearce, 1996). Kami memeriksa dua strategi seperti: aliansi strategis untuk pengembangan produk dan jaringan politik.
Perusahaan teknologi baru sering masuk ke dalam perjanjian kerjasama seperti lisensi, perjanjian R & D, dan perusahaan patungan dengan perusahaan lain untuk mengembangkan dan memasarkan produk baru (Bucklin & Sen gupta. 1993; Dowling & McGee, 1994; Shan, 1990). Perjanjian ini, yang kami sebut sebagai aliansi strategis untuk pengembangan produk, sering digunakan oleh perusahaan teknologi baru dalam ekonomi transisi untuk melengkapi upaya inovasi produk internal. Namun, aliansi tersebut sering kali sulit untuk dikelola karena kesalahpahaman kontrak dan budaya, dan mereka dapat menyimpangkan, sumberdaya langka dan perhatian manajerial dari strategi inti perusahaan (Peng & Heath, 1996). Meskipun potensi masalah, aliansi kerjasama ini telah terbukti mengarah ke inovasi produk yang sukses (Kotabe & Swan, 1995), dikarenakan aliansi membantu perusahaan teknologi baru untuk mendapatkan sumber daya untuk meningkatkan kemampuan teknis dan pemasaran dan juga memberikan manfaat reputasi bagi pemasaran produk baru mereka (McGee, Dowling, & Meggins, 1995; Shan, 1990).
Politik jaringan mengacu pada sumber daya sebuah perusahaan yang dialokasikan untuk memupuk hubungan dengan pejabat pemerintah, bank, dan badan pengatur administrasi dan lainnya (Kotler, 1986; McKee, Vara-darajan, & Pride, 1989; Tsang, 1996). Perhatikan bahwa konstruk ini berbeda dari dukungan institusional, yang merupakan konstruk berbasis lingkungan daripada berbasis hubungan. Seperti telah dibahas sebelumnya, dukungan kelembagaan mencerminkan tingkat dukungan dari lembaga-lembaga pemerintah yang dirasakan oleh manajer perusahaan perkembangan teknologi baru. Jaringan politik merupakan konsep yang mirip dengan guanxi (penggunaan koneksi politik pribadi dan pertukaran keuntungan) dan dipandang sebagai pengganti potensial untuk lemahnya infrastruktur kelembagaan di Cina (Xin & Pearce. 1996). Sebagai contoh, mengingat pengaturan kelembagaan yang lemah di Cina, budidaya koneksi politik menjadi cara yang efektif bagi perusahaan teknologi baru untuk mendapatkan sumber daya dan pengaruh untuk mendukung inisiatif baru (Peng & Heath, 1996; Xin & Pearce, 1996). McKee, Varadarajan, dan Pride (1989) menemukan bahwa perusahaan mencapai hasil yang lebih baik dari upaya inovasi produk daripada perusahaan lainnya karena perushan yang lebih prospek ternyata lebih menekankan terlibat dalam kegiatan politik untuk mendukung usaha-usahanya. Diskusi ini mengarah pada hipotesis berikut:
Hipotesis 2a. Hubungan antara penggunaan strategi inovasi produk dan kinerja perusahaan teknologi baru di Cina positif dimoderasi oleh aliansi strategis untuk pengembangan produk.
Hipotesis 2b. Hubungan antara penggunaan strategi inovasi produk dan kinerja perusahaan teknologi baru di Cina dimoderasi positif oleh jaringan kerja -politik.
METODE
Sampel dan Pengumpulan Data
Kami memilih 300 perusahaan teknologi baru dari sampel 500 perusahaan di Zona experimental Beijing (BEZ), salah satu zona teknologi industri tinggi yang paling maju di negara itu. Peusahan itu, dipilih atas dasar kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, mencakup berbagai teknologi tinggi industri di BEZ. Mereka memenuhi tiga kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan perusahaan teknologi baru di China: bahwa manajemen perusahaan terdiri dari insinyur atau ilmuwan, bahwa 30 persen atau lebih dari karyawan menjadi karyawan teknis, dan itu menghabiskan 3 persen atau lebih dari total penjualan pada R & D. Konsisten dengan definisi yang diterima perusahaan baru, semua perusahaan sampel berusia delapan tahun atau lebih muda (misalnya, McDougall, Covin, Robinson, & Herron, 1994).
Metode konvensional penerjemahan balik digunakan untuk menerjemahkan ukuran-ukuran dari bahasa Inggris ke bahasa Mandarin. Kami meemperbaiki ukuran-ukuran itu melalui wawancara mendalam dengan 8 pendiri dan 15 manajer senior dari sepuluh perusahaan teknologi baru untuk memastikan relevansinya dengan konteks Cina. Kami mengumpulkan data melalui wawancara di tempat, Prosedur ini memungkinkan kami untuk menilai kesesuaian responden dengan penelitian. juga ditawarkan kepada responden kesempatan untuk meminta klarifikasi tentang studi masalah. Kami meminimalkan bias yang terkait dengan proses pengumpulan data retrospektif mengikuti saran Miller, Kardinal, dan klik (1997). Kami mewawancarai manajer puncak yang terlibat langsung dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan. Kami membatasi kerangka waktu mengingat sampai tiga tahun dan meyakinkan kerahasiaan kepada semua responden. Akhirnya, kami menawarkan untuk menyediakan ringkasan dari hasil studi untuk setiap responden.
Kami menerima 202 kuesioner, yang 18 dianggap tidak dapat digunakan karena data yang hlang. Jadi, tingkat respon yang efektif adalah 36,8 persen (184/500). Kami menerima 54,4 persen dari respon CEO dan sisanya dari manajer R & D / teknik atau pemasaran. Distribusi respondent atas kelompok ini hampir sama untuk semua tapi dua variabel penelitian, sehingga kami mengumpulkan data untuk analisa lebih lanjut. Pada skala 9-point, level rata-rata pengetahuan informan 'dan sejauh mana keterlibatan mereka dalam inovasi produk dalam perusahaan teknologi baru ialah masing-masing 7.18 dan 7,09. Pengalaman rata-rata informan 'di industri itu ialah 7,8 tahun. Data ini menunjukkan bahwa informan kami mengetahui tentang isu-isu yang diteliti.
Dari perusahaan yang memberikan respon mengenai teknologi baru, 50,5 persen ilah berupa industri informasi elektronik (Teknologi informasi, telekomunikasi, electronics, manufaktur komputer, dan peripheral komputer); 17 persen dalam produk optik-mekanik dan listrik terpadu; 12,6 persen dalam energi baru dan bahan baru; 10,4 persen farmasi baru dan bioteknologi, dan 9,3 persen industri "lainnya," seperti instrumen ilmiah. Persentase ini konsisten dengan BEZ Office (1995), yang menunjukkan distribusi industri masing-masing 47,9 persen, 20,1 persen, 13,1 persen, 9,3 persen, dan 9,6 persen. Kami melihat konsistensi ini sebagai bukti bahwa sampel kami merupakan perwakilan dari perusahaan teknologi baru di Zona Eksperimental Beijing. Berarti beban R & D sebagai persentase dari penjualan adalah 20 persen. Secara rata-rata, 39 persen dari total karyawan inti ialah insinyur atau ilmuwan. Enam puluh enam persen dari perusahaan teknologi baru merupakaan perusahaan mandiri, dan sisanya adalah perusahaan korporat. Akhirnya, kami tidak menemukan bias non respon yang signifikan berdasarkan ukuran atau usia perusahaan teknologi baru.
Tindakan dan Validasi
Lampiran ini menyajikan langkah-langkah dan sumber-sumber mereka. Seperti ditunjukkan, kami menciptakan beberapa langkah-langkah baru untuk penelitian ini. Ukuran dari tiga konstruk- strategi inovasi produk, turbulensi lingkungan, dan aliansi strategis untuk pengembangan produk-semua diadaptasi dari literatur yang ada. Adaptasi dilakukan dengan perubahan kata dan kalimat untuk meningkatkan Pemahaman dalam konteks Cina. " Perhatikan bahwa teknologi kinerja perusahaan baru terdiri dari lima langkah dan empat pasar keuangan kinerja, yang kami digabungkan menjadi sebuah variabel tunggal karena mereka sangat berkorelasi (r = 0,66, p <.001).
Masalah varians metode diakibatkan dari pengumpulan variabel-variabel dependen dan independen dari responden yang sama dalam survei yang sama. Kami menguji masalah potensial ini dengan uji Harman satu- faktor (Podsakoff & Organ, 1986). Sebuah analisis faktor dari variabel dependen dan independen menghasilkan tujuh faktor yang mencapai 60 persen dari varians, dan faktor 1 menyumbang 21 persen dari varians. Karena faktor tunggal tidak muncul dan ada satu faktor umum tidak dimasukkan ke dalam varians, maka metode varians yang umum dianggap tidak menjadi masalah serius dalam data.
Kami memeriksa sifat unidimensionalitas dan validitas konvergen dari konstruk tersebut dengan analisis faktor konfirmatori. Mengingat batasan ukuran sampel, kami membagi menjadi dua submodels konstruksi kelompok terkait secara teoritis: variabel lingkungan dan variabel strategi (lih. Bentler & Chou, 1987), indeks kesesuaiaan ( fit indexes) menunjukkan bahwa model sesuai dengan data (variabel lingkungan: x `= 115,29, p.00; GFI - 0,92, RMSEA = 0,06, NNFI = 0,95, CFI = 0,96; variabel strategi: x2 = 44,25, p -.05; GFI = 0,95, RMSEA =.05, NNFI = 0,94, CFI = 0,96).1 Semua item diberi bobot berdasarkan konstruk masing-masing, dan masing-masing pembobotan cukup besar dan signifikan pada tingkat 0,01. Seperti ditunjukkan dalam Lampiran, konstruk tersebut memiliki keandalan yang tinggi, dengan terkecuali satu hal, yaitu ada yang memiliki Alpha lebih dari 0,70.
Untuk menilai validitas diskriminan dari kontruk tersebut, sebuah model di mana korelasi antara pasangan konstruk tersebut bermasalash dibandingkan dengan model tanpa kendala. Untuk memenuhi kriteria validitas diskriminan, keseusiaan model tak terkendala harus secara signifikan lebih baik daripada model yang terkendala. Uji berpasangan antar konstruk menunjukkan bahwa dalam setiap kasus perbedaan chi-square cukup signifikan pada tingkat 0,01, yang memberikan bukti validitas diskriminan. Sebagai contoh, perbandingan yang melibatkan strategi produk inovasi dan aliansi strategis untuk pengembangan produk menghasilkan 179,02 (p <.01;). Tabel 1 menyajikan matriks korelasi, statistik deskriptif, dan reliabilitas konstruk.
ANALISIS DAN HASIL
Kami menggunakan analisis regresi hirarkis moderasi untuk menguji hipotesis kontingensi. Sebelum penciptaan istilah interaksi, baik variabel independen dan moderasi dipusatkan ke rerata untuk mengurangi potensi masalah multikolinieritas (Aiken & West, 1991). Pemeriksaan faktor varians inflasi (VIFs) terkait dengan masing-masing koefisien regresi menunjukkan kisaran 1,01-1,65, membuktikan tidak ada masalah serius dengan multikolinieritas. Empat variabel kontrol dimasukkan: ukuran perusahaan teknologi baru (logaritma natural jumlah karyawan kerja penuh), asal (kode dummy: "independen" = (1, "perusahaan" = 1), usia (dalam tahun), dan bentuk kepemilikan ("negara atau kolektif yang dimiliki "= 0." patungan / swasta "= 1) Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa faktor-faktor ini dapat mempengaruhi penciptaan strategi dan kineraj perusahaan teknologi baru (Chandler & Hanks, 1994:.. McCann, 1991) Tabel 2 menyajikan hasil kami.

TABEL 1
Korelasi Matrix dan Ringkasan Statistik
Seperti ditunjukkan pada Tabel 2 (Model 1), strategi produk inovasi memiliki hubungan positif dengan kinerja perusahaan teknologi baru = 0,34, p <1.001). Penambahan istilah interaksi (model 2) peningkatan koefisien korelasi berganda kuadrat (R2) sebesar 9 persen, dibandingkan dengan model 1, menunjukkan adanya efek moderat. Hipotesis 1a, menyatakan bahwa hubungan antara strategi inovasi produk dan kinerja teknologi perusahaan baru yang akan negatif ketika kompetisi disfungsional adalah tinggi, hal itu ternyata tidak didukung. Hipotesis 1b ini didukung, dikarenakan interaksi antara strategi inovasi produk dan dukungan kelembagaan ternyata signifikan dan berhubungan positif dengan kinerja perusahaan teknologi baru (b 0,22, p <.01; AH2 =.05, p <.01). Demikian pula, Hipotesis 1c ini didukung, sebagai interaksi antara strategi produksi inovasi dan turbulensi lingkungan adalah positif dan signifikan terkait dengan teknologi kinerja perusahaan baru (i) = 0,16, p <.05; AR2 = 0,02, p <.05). Hipotesis 2a, berurusan dengan efek kontingen aliansi strategis untuk pengembangan produk, dan hasilnya ternyata membantahnya (1) = -0,17, p <.01; R =.03, p <.05). Akhirnya, Hipotesis2b, menerangkan efek moderat positif dari jaringan politik, dan tidak didukung. Untuk memeprmudah interpretasi, kami merencanakan efek moderat, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1a, 1b, dan 1c. gambar 1a dan 1b menunjukkan bahwa ketika dukungan kelembagaan dan turbulensi lingkungan menjadi lebih tinggi, strategi produk inovasi memiliki hubungan yang kuat positif dengan kinerja perusahaan teknologi baru, sehingga mendukung Hipotesis 1b dan 1c. Gambar 1c, bagaimanapun, menunjukkan bahwa, bertentangan dengan Hipotesis 2a, inovasi produk memiliki hubungan yang kuat dan negatif dengan kinerja perusahaan teknologi baru ketika aliansi strategis untuk pengembangan produk menjadi lebih sering.
Kami mencatat sifat subjektif dari tindakan kami sebelumnya dan membahas masalah metode potensial umum. Kami berhasil memperoleh penjualan rata-rata tiga tahun dan data pertumbuhan pangsa pasar dari sampel yang terbatas (dalam kisaran 47-62). Kami menguji model kami lagi, menggantikan variabel dependen subjektif, teknologi kinerja perusahaan baru, dengan masing-masing ukuran kinerja yang lebih obyektif. Meskipun hasil analisis ini dibatasi oleh sampel kecil yang digunakan, dan karena itu mereka harus diperlakukan dengan hati-hati, kami perhatikan, bahwa hasilnya sejajar yang dilaporkan di atas(Hasil tambahan tersedia atas permintaan).

TABEL 2
Hasil Analisis Regresi
PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI
Penelitian ini menguji hubungan antara strategi kontingen inovasi produk dan teknologi kinerja perusahaan baru di China. Hasil kami menunjukkan bahwa dukungan kelembagaan dan turbulensi lingkungan meningkatkan efektivitas strategi inovasi perusahaan produk ini. Tampaknya, mengingat infrastruktur kelembagaan yang lemah dalam ekonomi transisi Cina dan sumber daya yang terbatas, dukungan dari lembaga pemerintah berperan penting dalam meningkatkan efektivitas strategi inovasi produk perusahaan teknologi baru. Konsisten dengan penelitian yang ada pada perusahaan kecil di Barat (misalnya, Covin & Slevin, 1989), hasil kami juga menunjukkan perusahaan ini lebih mungkin berhasil dengan strategi inovasi produk dalam lingkungan yang bergolak.
Temuan tak terduga dari penelitian ini berhubungan dengan peran strategi berbasis hubungan di perusahaan teknologi inovasi produk, Bertentangan dengan argumen teoritis yang dibuat oleh Peng dan Heath (1996) dan temuan empiris di Barat (misalnya, Dowling & McGee, 1994: shan, 1990), hasil kami menunjukkan bahwa hubungan berbasis strategi tidak meningkatkan efektivitas strategi inovasi produk perusahaan teknologi baru. Pertama, jaringan politik tampaknya tidak memiliki peran. Hal ini dikarenakan bahwa biaya transaksi untuk membangun hubungan politik dapat melemahkan manfaat untuk perusahaan teknologi baru. Misalnya, pengusaha swasta di China memberikan saham gratis dan hiburan mewah untuk pejabat pemerintah daerah dalam rangka membangun hubungan pribadi. Kegiatan tersebut dapat menguras keuangan perusahaan serta menghambat manajemen yang efisien mereka (Tsang, 1996). Sejalan dengan argumen ini, Guthrie berkomentar tentang pentingnya ekonomi guanxi di Cina dan realisasi meningkat dimana "guanxi hanya membantu jika Anda kompetitif" (1998: 281). Temuan kami, ditambah dengan komentar ini, muncul untuk menantang pernyataan bahwa jaringan politik meruopakan strategi untuk meningkatkan kinerja dan dapat menggantikan infrastruktur kelembagaan yanglemah dalam ekonomi transisi (Nee, 1992; Peng & Heath, 1996; Xin & Pearce, 1996).
Temuan mengejutkan kedua adalah bahwa aliansi strategis untuk pengembangan produk malahan dapat menghambat efek positif dari strategi inovasi produk terhadap kinerja perusahaan teknologi baru '. penjelasannya ialah perusahaan teknologi baru di Cina mungkin memiliki masalah manajerial dalam memanfaatkan keuntungan aliansi tersebut, dan mungkin karena kurangnya pengalaman. Seperti McGee, Dowling, dan Megginson (1995) menemukan, keberhasilan aliansi strategis tersebut dalam perusahaan teknologi baru mungkin ditentukan oleh pengalaman tim manajemen mereka. i juga kemungkinan bahwa kesulitan dalam hubungan antara mitra aliansi dan perusahaan teknologi baru dapat mengalihkan sumber daya manajerial dan perhatian dari strategi inovasi produk inti.
Hasil ini penting bagi para peneliti perusahaan teknologi baru dan manajer dalam dua hal. Pertama, mereka menunjukkan bahwa penelitian masa depan untuk menjaga efektivitas penggunaan strategi inovasi produk perusahaan teknologi baru dalam ekonomi transisi perlu memperluas lingkupnya untuk mengatasi situasi lingkungan yang kompleks dan beragam serta strategi hubungan extraorganizational perusahaan. Kedua, hasil menunjukkan bahwa keberhasilan pengelolaan strategi inovasi produk dalam perusahaan teknologi baru di lingkungan transisi mungkin memerlukan penilaian hati-hati dari efek potensial yang merugikan dari lingkungan dan strategi perusahaan. Tidak seperti perusahaan peneliti teknologi baru di Barat, yang tidak meneliti efek kontingen faktor lingkungan dan strategi secara bersamaan, kami menemukan bahwa aliansi strategis untuk pengembangan produk cenderung menghambat efektivitas strategi inovasi produk. Temuan ini bertentangan dengan mereka yang mendukung kelembagaan dan turbulensi lingkungan.
Hasil ini harus ditafsirkan dalam keterbatasan penelitian. Prosedur pengambilan sampel non-acak membatasi generalisasi temuan-temuan kami. Oleh karena itu, replikasi dan perluasan studi ini di daerah lain di Cina dan di negara-negara transisi lain mungkin memberikan dasar untuk validasi eksternal dari kerangka yang diuji disini.
Jumlah varians relatif rendah dalam kinerja menjelaskan bahwa faktor lain yang mempengaruhi teknologi kinerja perusahaan baru di China layak mendapat perhatian. Salah satu bidang penelitian yang mungkin akan mempengaruhi ialah karakteristik tim pendiri atau manajemen puncak (Boeker, 1989; Eisenhardt & Schoonhoven, 1990). Bidang lain yang mungkin dari penelitian ini ialah kami tidak mengendalikan baik latar belakang mitra aliansi strategis atau jenis aliansi. Aliansi perushaan teknologi baru mungkin melibatkan baik perusahaan domestik maupun asing dan berbagai jenis perjanjian, seperti kontrak R & D, penciptaaan produk baru di bawah lisensi, dan kerjasama joint ventures. Tergantung pada strategi aliansi tertentu yangdigunakaan dan lokus pasar, isu strategis dan lingkungan yang dihadapi perusahaan teknologi baru bisa berubah secara drastis, dan variabel-variabel tersebut harus diperiksa ulang alam penelitian akan datang.
Meskipun kami menghadapi empat item dari penelitian sebelumnya (misalnya, Miller, 1987) untuk mengukur turbulensi lingkungan, kami mempertahankan hanya dua item, yang menghasilkan alfa.50. Dalam hal ini, mengingat keandalan yang sangat rendah dari konstruk turbulensi lingkungan dalam penelitian ini, penelitian masa depan perlu memeriksa dimensi, yang meliputi permusuhan, dinamisme, dan heterogenitas (Covin & Slevin, 1989: Lawrence & Lorsch, 1967). Selain itu, studi ini akan mendapatkan keuntungan dari jeda waktu antara pengukuran strategi inovasi produk dan kinerja, khususnya dalam metode responden tunggal dan masalah metode potensial umum. Hasil dari sampel ikut memperkuat kesimpulan kami. Namun, kami mengingatkan bahwa menyimpulkan kausalitas dalam hubungan ditemukan di sini mungkin terlalu dini. Kenny (1979) berpendapat bahwa studi hubungan cross-sectional yang cermat harus mendahului studi time-lagged yang mahal untuk membangun hubungan kausal. Kami menyarankan bahwa hasil kami bisa berfungsi sebagai landasan untuk suatu studi berikutnya.
Sebagai kesimpulan, kami mencatat bahwa penelitian ini berusaha menyeldiki inovasi produk perusahaan teknologi baru, dalam konteks perubahan yang cepat dan konstan. Hasil kami memberikan wawasan terhadasp faktor istimewa di Cina yang dapat mempengaruhi efektivitas penggunaan strategi inovasi produk perusahaan teknologi baru. Namun, karena faktor budaya, politik, dan ekonomi yang mempengaruhi strategi perusahaan ini dan jalinan kegiatan, pertanyaannya apakah temuan kami berlaku hanya untuk konteks Cina atau berlaku untuk ekonomi transisi lain (seperti di Eropa Timur). Kami berharap studi ini berfungsi sebagai fondasi bagi upaya untuk mempertajam pemahaman tentang hubungan inovasi produk - kinerja dalam perusahaan teknologi baru.
REFERENSI
LAMPIRAN
Studi Tindakan
Kinerja NTV "(Sumber:. McDougall et al, 1994)
a =.88
Sehubungan dengan pesaing utama Anda, hitung kinerja perusahaan Anda selama tiga tahun terakhir pada: pgnembalian modal, laba atas penjualan, pertumbuhan laba, return on asset, efisiensi keseluruhan operasi, pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pasar saham, arus kas dari pasar operasi, dan perusahaan secara keseluruhan reputasi. Semua diukur pada skala lima poin: 1, "lebih buruk"; 5, "lebih baik."
Strategi Inovasi Produk "(Sumber: Covin & Slevin, 1989; Zahra & Covin, 1993).83
Hitung perusahaan Anda disbanding pesaing selama tiga tahun terakhir pada sejauh mana perusahaan anda telah :
Menekankan pada pengembangan produk baru melalui alokasi sumber daya keuangan yang cukup besar mengebangkan berbagai macam lini produk baru meningkatnya peringkat pengenalan produk baru ke pasar.
Meningkatnya komitmen secara keseluruhan untuk mengembangkan dan memasarkan produk baru
Kompetisi disfungsional (item baru berdasarkan wawancara) =, 71
Tunjukkan sejauh mana industri utama anda telah mengalami hal berikut ini dalam 3 tahun terakhir:
Melanggar hukum praktek persaingan sehat seperti pembajakan produk baru
Pemalsuan produk perusahaan Anda sendiri dan tanda dagang oleh perusahaan lain
Hukum persaingan pasar tidak efektif untuk melindungi kekayaan intelektual perusahaan Anda
meningkatnya praktek persaingan tak sehat dan tak adil oleh perusahaan-perusahaan lain dalam industri
Dukungan Kelembagaan (item baru berdasarkan laporan dari Kantor Zona Eksperimental Beijing, 1995) b.71
Harap tunjukkan sejauh mana dalam tiga tahun terakhir pemerintah dan agen-agennya:
Menerapkan kebijakan dan program yang bermanfaat bagi operasi perusahaan Anda
Menyediakan informasi teknologi yang dibutuhkan dan dukungan teknis untuk perusahaan Anda
berperan penting dalam menyediakan dukungan keuangan untuk perusahaan Anda
Membantu perusahaan Anda untuk mendapatkan izin impor
teknologi, manufaktur dan peralatan lainnya
Turbulensi Lingkungan (Sumber: Miller, 1987) -.50
Beri peringkat sejauh mana masing-masing pernyataan menggambarkan lingkungan perusahaan Anda selama 3 tahun terakhir:
Tindakan pesaing lokal dan asing sangat tak terduga
Permintaan pasar dan selera konsumen sangat tak terduga
b Diukur pada skala lima poin:; 1, "tak berpengaruh"; 5, "berpengaruh sekali."
Diukur pada skala lima poin: 1, "sangat tidak setuju", 5, "sangat setuju."
Aliansi Strategis untuk Pengembangan Produk `(Sumber: Bucklin & Sengupta, 1993) -. 86
sejauh mana pernyataan-pernyataan ini menggambarkan Anda selama 3 tahun terakhir relatif terhadap pesaing Anda?
Mengadakan perjanjian kerjasama dengan perusahaan lain
dalam merancang dan memproduksi produk baru berkolaborasi dengan perusahaan lain untuk memasarkan produk baru Bergabung dengan perusahaan lain untuk memperkenalkan produk baru dipromosikan secara bersama mendistribusikan memberikan layanan dukungan untuk produk baru dengan perusahaan lain
Didirikan koperasi perjanjian dengan perusahaan lain dan lembaga untuk R & D
Politik ategy item Jaringan Baru, berdasarkan Xin & Pearce, 1996) -86
Harap menunjukkan sejauh mana manajemen puncak perusahaan Anda selama tiga tahun terakhir telah:
Menghabiskan banyak perusahaan dalam menumbuhkan hubungan pribadi dengan pejabat pemerintah dan agen-agennya menjaga hubungan baik dengan pejabat negara dan instansi keuangan pemerintah lainnya
Memberikan ke sumber daya substansial untuk mempertahankan hubugan baik dengan pejabat lembaga administratif
Menghabiskan banyak uang untuk membangun hubungan pejabat pemerintah
Haiyang Li (huiyanggLri.adu.hk) adalah asisten profesor manajemen inovasi dan teknologi di Departemen Manajemen, Lowry Mays College dan Pascasarjana bisnis, Texas A & M University. Sebelum bergabung dengan fakultas A & M Texas, dia mengajar di fakultas Universitas Lingnan di Hong Kong. Dia menerima gelar Ph.D. dalam inovasi dan manajemen strategis dari City University of Hong Kong. Peminatannya saat ini termasuk inovasi produk, pemasaran dan kewirausahaan, dan strategi bisnis perusahaan teknologi baru dalam ekonomi transisi.
Kwaku Atuahene-Gima (mgkwaku@cityu.edu.hk) adalah seorang profesor manajemen inovasi dan pemasaran dan mantan ketua Departemen Manajemen, City University of Hong Kong. Ia menerima Ph.D, dalam manajemen inovasi dan pemasaran dari University of VVollongong, Australia. Minat penelitiannya meliputi pengembangan produk baru, strategi pemasaran dan inovasi manajemen dalam perusahaan teknologi kewirausahaan di negara berkembang, dan antarmuka antara orientasi pasar, inovasi, dan kewirausahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar